RUQYAH MY STYLE

P: Om... om... apa itu? Tadi yang dibilang ruqyah?

S: Sebelum om jawab pertanyaannya, om harus tau dulu, ini siapa ya? Dapet nomor telpon dari mana?

P: Saya Anjani om. Dapet nomor dari temen saya om.

S: Anjani kelas berapa? Dari mana?

P: kelas 3 SMP om, saya di Palembang.

S: Oo... emang kenapa Anjani mau tau ruqyah? Trus kenapa tadi tanya soal perguruan monyet emas?

P: Iya om, perguruan itu bagus om, ada ilmu kanuragannya, bisa kebal...

S: Wah kamu kalo mau ikut bela diri, ikut aja bela diri yang asli bela diri jangan pake yang kaya begituan, kaya silat, karate, kungfu, wushu, cari yang asli murni bela diri.

P: Loh emang kenapa om, kan bagus?

S: Itu minta tolongnya, minta bantuannya sama setan bukan sama Allàh.

P: Tapi kan mereka solat, baca ayat?

S: Solat mereka, baca ayat mereka itu, bukan mencari ridha Allàh, bukan karena Allàh, tapi karena mau kebal, mau ilmu kanuragan, nah ini yang disenengin sama setan. Makanya kamu coba belajar ruqyah, ruqyah syar'iyyah, biar kamu ga diganggu setan, diganggu jin, biar kamu ngerti mana kekuatan dari Allah, mana kekuatan dari setan.

P: Aku di Palembang om, jauh dari kota.

S: Coba kamu bilang sama ayahmu, sama guru agamamu, minta diusulin buat belajar ruqyah syar'iyyah.

P: Tau ga om? Ayahku kan dukun, guru agamaku juga indigo.

S: Kalo gitu, kamu ga perlu ikut²an ayahmu, kasih tau ayahmu baik², pelan², kamu doain ayahmu biar Allàh bikin ayahmu tobat dan sadar. Kamu juga ikut tobat ya, cukup minta kekuatan dan perlindungan dari Allàh.

P: Tapi aku ga berani om.

S: Ya udah cukup kamu doain aja, doain guru agamamu juga ya. Kamu aja yang belajar ruqyah, minta sama gurumu supaya di sana diadain acara ruqyah syar'iyyah.

Telpon terputus lagi...

Inilah yang diinginkan setan, saat seseorang bersekutu, mengadakan perjanjian dengan mereka, maka harus ada tumbal, harus ada yang dikorbankan kepada mereka, korban putusnya ikatan iman, putusnya ikatan aqidah kepada Allàh Rabbil-àlamìn, dan dari keturunan mereka pun menjadi utusan mereka, menjadi hamba dan budak mereka, na'ùdzu billàh tsumma na'ùdzu billàhi min kulli syarrin.

Semoga sang anak menjadi anak yang soleh, yang berTauhid, pejuang Sunnah, pejuang Islam, pembela ajaran Rasùlullàh shallallàhu 'alayhi wa sallam, begitu juga dengan kita, in-syà Allàh, bi-idznillàh, semoga Allàh Tabàraka wa Ta'àlà selalu menjaga hati kita, menjaga jiwa kita, menjaga diri kita dari setiap kejahatan, dari segala keburukan.

Allàhu Akbar, Allàhu Ahad, Allàhus-Shamad.

أَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتِ


[Abu Hasna]