Wednesday, January 22, 2014
MEMBEBASKAN JIWA YANG DISANDERA JIN
Siapapun akan
bertanya-tanya dan penasaran dengan judul di atas, termasuk saya pun begitu
penasaran walaupun pernah membaca beberapa pengalaman para Quranic Healer (peruqyah)
dan saya pernah mempelajari teknik-teknik pengembalian jiwa dari Ust. Perdana
Akhmad. Tapi, tentunya beda antara sekedar mempelajari teorinya dengan
mengalami dan mempraktekkan secara langsung.
Teknik ini memang
terkesan aneh, karena terkesan berbeda dibandingkan ruqyah standar. Namun, itu
terjadi tanpa rekayasa atau dibuat-buat, adanya penglihatan (vision)
bagi yang diruqyah semata-mata merupakan petunjuk kepada Allah SWT tatkala kita
meluruskan niat dan memaksimalkan ikhtiar sesuai dengan contoh dari Al-Qur’an danAs-Sunnah
Ash-Shohihah. Selain itu, vision merupakan bukti nyata bahwa Allah SWT
adalah Maha Pengabul Do’a dan senantiasa mengikuti persangkaan hamba-Nya.
1. Kisah Pertama
Saat saya mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
kepada para siswa dengan menggunakan metode Ruqyah Syar’iyah. Salah
seorang siswi dijadikan model dan diruqyah. Baru saja selesai membaca Surat
Al-Fatihah, terlihat siswi tersebut ketakutan padahal dalam keadaan membuka
mata. Lantas setelah ditanya, dia menjelaskan bahwa saat diruqyah, dia melihat
(vision) Ayahnya sedang diikat (terbelenggu) dan di sampingnya ada 2 wanita,
yang satu wajahnya cantik dan satu lagi buruk rupa wajahnya.
Saya teringat dengan materi dari Ust. Perdana Akhmad yang
pernah saya baca, lalu menawarkan kepadanya untuk melanjutkan proses ruqyah
untuk melepaskan ayahnya (yang belakangan diketahui terkena sihir mahabbah dari
wanita lain, dan hampir membuat kehidupan rumah tangganya hancur. Hal ini juga
terbukti, ketika istrinya memberikan air bidara secara sembunyi-sembunyi maka
tiba-tiba si Suami merasa sakit perut yang hebat). Namun, sayangnya siswi
tersebut tidak mau melanjutkan proses ruqyah dengan alasan takut dan juga
ternyata tidak ada dukungan dari ibunya. Inilah pengalaman pertama yang belum
tuntas dan membuat penasaran untuk menangani kasus yang serupa, yaitu kasus
jiwa yang ditawan.
2. Kisah Kedua
Kisah ini berawal, saat
saya mendapat amanah untuk memberikan materi dalam pelatihan Mudah
Terjemah al-Qur’an (MTQ) di Baitul Maal Kota Bogor. Pada pelatihan
yang pertama, agar membangun motivasi peserta maka saya jelaskan pula bahwa
Al-Qur’an adalah Pedoman Hidup, Mukjizat yang menguak fakta-fakta sains
kontemporer, Media Komunikasi (Curhat) kita dengan Allah. Semua materi itu saya
dukung dengan beberapa video yang semakin membuat kita berdecak kagum dan cinta
kepada Al-Qur’an sebagai Kalaamullah. Selain itu, sepintas saya perkenalkan
juga bahwa Al-Qur’an juga merupakan Syifaa (penawar/obat), hal
ini terbukti dan diperkuat dengan beberapa pengalaman saya dalam meruqyah.
Alhamdulillah, para
peserta terlihat begitu tertarik dan siap mengikuti pelatihan Quanic
Healing.
Adalah merupakan ketentuan Allah (qodarullah) bahwa sekalipun saya sudah
mempersiapkan diri serta sebelumnya meminta idzin kepada Ust. Perdana Akhmad,
ternyata…. Pelatihan Quranic Healing terpaksa dibatalkan dikarenakan pengurus
Baitul Maal sedang ada urusan penting di luar kota dan infomasi pelatihan belum
sempat disebar, walhasil yang hadir hanya ada 1 orang peserta. Masya
Allah…. Subhanallah walhamdulillah Allahu Akbar…. Segala sesuatu yang
terjadi pasti ada hikmahnya. Ternyata sekalipun pelatihan dibatalkan, Allah SWT
tetap memberikan kesempatan pada saya dan beberapa saudara yang lain untuk
belajar serta menangani secara langsung kasus jiwa yang ditawan. Karena saat
itu, ada saudara yang datang dan minta tolong kepada saya untuk meruqyah adik
iparnya.
Setelah gadis tersebut berwudhu dan mengenakan mukena maka kami bersiap
meruqyah di lantai 3 bangunan Baitul Maal, namun karena ruangan tersebut sudah
lama kosong maka sebelumnya saya coba meruqyah ruangan tersebut dengan
membacakan Ayat Kursyi, memohon perlindungan dari Allah dengan niat
menetralisir/membersihkan dan dari jin jahat/syetan. Selanjutnya, si Gadis
menceritakan kronologis peristiwa yang membuat dirinya yang selalu merasa linglung
dan sesak nafas, serta takut. Setelah penjelasan sekilas tentang ruqyah
kemudian dilanjutkan dengan pertaubatan dengan menuntun gadis tersebut dalam
membaca Doa Tazkiyah dan Ikrar Pemutus Ikatan.
Sesaat setelah membaca do’a, saya menanyakan apa yang dirasakannya dan dia
hanya merasakan merinding di sebagian tubuhnya.
Lalu saya mengingatkan
agar menginformasikan apabila terasa panas, sesak, kedutan, merinding di bagian
tubuh tertentu, atau jika terlintas penglihatan/bayangan (vision).
Selanjutnya saya membaca Ruqyah Standar sampai sekitar 30
menit, dan selama itu terdengar suara-suara anjing yang menggonggong dari arah
rumah yang berada di belakang bangunan Baitul Maal, padahal sebelumnya sepi
senyap.Tidak ada reaksi yang keras pada diri gadis tersebut kecuali hanya
terasa merinding di sekujur tubuh. Oleh karena itu saya gabungkan beberapa
teknik tusukan, tarikan, dan memijat ibu jari kaki dan tangan sambil membaca
ayat-ayat Ruqyah walaupun tetap tidak ada reaksi.
Namun, saat gadis
tersebut meminum beberapa tetes minyak Daun Bidara (Sidr) maka
spontan dia merasa pusing, mual, dan muntah-muntah. Melihat kondisi tersebut
maka saya semakin termotivasi untuk terus meruqyahnya dengan menggabungkan
beberapa teknik lain di tambah sedikit pukulan di pundak. Beberapa saat
kemudian, dia merasa heran dengan telapak tangannya yang terasa dingin dan
terlihat berwarna gelap. Hal ini adalah indikasi bahwa jin yang berada dalam
tubuh sudah tidak kuat dan menyerah, dan bermaksud keluar dari tubuh melalui
tangan dan kaki si gadis. Oleh karenanya, saya lanjutkan dengan teknik
blokir, tarikan, dan buangan (dari Ust. NAI).
Kondisi si gadis menjadi
lebih baik, namun terlihat masih takut terutama saat membicarakan tempat
kejadian di mana salah seorang temannya kesurupan dan berdampak pada dirinya
dan beberapa temannya yang lain. Melihat kondisinya yang labil dan takut, maka
saya luangkan waktu untuk lebih menguatkan tauhidnya, bahwa kita tidak boleh
takut pada apapun kecuali kepada Allah SWT.
Selanjutnya saya
bertanya: “Siapa yang menciptakan syetan? Siapa yang menciptakan jin?” Si
gadis menjawab dengan lirih: “Allah, Allah….” Tidak puas mendengar
jawaban semacam itu maka saya tanya kembali dan minta agar dia menjawab dengan
lantang.
Saya: “Kenapa takut kepada jin dan syetan yang lemah? Seharusnya kita
takut kepada Allah yang menciptakan jin dan syetan!” Lalu saya
menceritakan tentang seorang Umar ra. yang ditakuti oleh syetan karena:“Umar
ra. adalah seorang pribadi yang tidak takut pada apapun kecuali kepada Allah
SWT. Oleh karenanya, jangan biarkan syetan menguasai dirimu melalui pintu yang
terbuka, yaitu rasa takut….”
Setelah tauhid gadis
tersebut sudah cukup kuat maka ruqyah dilanjutkan dengan menggunakan teknik
Scanning (dari Ust. Perdana Akhmad), yaitu dengan khusyu berdo’a dan berharap
kepada Allah SWT Yang Maha Pemberi Petunjuk agar memberikan petunjuk berupa
penglihatan (vision) atau solusi bagi masalah yang sedang dihadapi.
Selanjutnya saya membaca berulang-ulang QS. Al-Fatihah, QS. Al-Baqoroh, dan QS.
Al-An’am: 103. Demikian juga halnya, dalam keadaan mata yang tertutup, gadis
tersebut terus berdo’a dalam hatinya: Yaa Allah, Yaa Nuur, Yaa Latiif ,
berikanlah petunjuk padaku….”
Subhanallah, gadis
tersebut melihat bahwa dirinya masih ada di hotel tempat kejadian dan disitu
ada 3 makhluk berwujud wanita yang menyeramkan. Saya teringat dengan teknik
Ust. Syamsul Arifin, maka saya minta gadis tersebut untuk tetap berani dan
takut hanya pada Allah, dan meminta dia membaca QS. Al-Falaq dan meniupkan pada
kedua telapak tangannya lalu melemparkan ke arah makhluk-makhluk yang
mengganggunya. Menurutnya, 2 lemparan menembus 2 makhluk tersebut dan membuat
mereka pergi. Namun, karena beberapa jin masih berusaha mengejar gadis tersebut
maka saya coba bacakan QS. Al-Baqoroh: 7 dan 18 berulang kali agar para jin
yang menjaga nafs pasien semuanya dalam keadaan tidak sadar.
Selanjutnya, karena
masih belum hafal teknik dan bacaannya, sambil membaca Buku Saku Teknik
Ruqyah (yang saya buat dari ringkasan artikel Ust. Perdana Akhmad) saya
coba menuntun jiwa gadis tersebut untuk kembali. Subhanallah
walhamdulillah Allahu Akbar…. Gadis tersebut
menceritakan bahwa saat diruqyah dia merasakan jiwanya berusaha kembali seperti
mengapung (loncat-loncat) selama perjalanan dari hotel tempat kejadian sampai
ke Baitul Maal. Selanjutnya, untuk mengecek, untuk kedua kalinya gadis tersebut
meminum beberapa tetes minyak daun sidr dan dia tidak muntah-muntah lagi serta
mengatakan bahwa rasanya hanya seperti minyak saja. Setelah 2 jam berlalu,
ruqyah pun selesai dan gadis tersebut tidak lagi merasakan linglung, tidak
pusing, dan bisa merasakan segarnya udara karena tidak merasakan sesak lagi.
Segala puji bagi-Mu, Yaa
Allah…. Rasa syukur, cinta, kagum, dan takut kepada-Nya membuat kami (saya,
gadis tersebut, dan 1 orang calon peserta pelatihan yang senantiasa setia
mengikuti) segera bersujud syukur bersama ke hadapan Allah SWT Yang Maha
Penyembuh dan Maha Kuasa. Allahu Akbar!....
Subahaanakallahumma robbanaa wabihamdika,
Allahummaghfirlii….”
Pelajaran dari
pengalaman di atas:
- Takutlah kepada Allah. “Siapa yang menciptakan syetan? Siapa yang menciptakan jin?” “Allah !” “Kenapa takut kepada jin dan syetan yang lemah? Seharusnya kita takut kepada Allah yang menciptakan jin dan syetan!....”“ Jangan biarkan syetan menguasai dirimu melalui pintu yang terbuka, yaitu rasa takut….”
- Pelajaran kisah ini bukan agar kita menjadi penakut saat berada di suatu tempat, termasuk tempat yang belum terjamah atau angker. Karena kita sebagai manusia adalah kholifah di muka bumi dan berhak memanfaatkan bumi dan seagla isinya untuk beibadah kepada Allah SWT. Yang perlu kita ingat adalah tempatkan rasa takut kita kepada Allah SWT semata dan ikuti contoh Rasulullah SAW bahwa Beliau mengajarkan kita semua agar membaca do’a perlindungan ketika berada di suatu tempat:
A'UDZUBIKALLIMATILLAHI
TTAMMATI MINSYARRIMAA KHOLAQ
“Aku berlindung kepada Allah dengan kalimat kalimat-Nya yang
sempurna,
dari setiap kejahatan makhluk-Nya.”
(H.R Muslim, An Nasa’i,
At Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah)
- Syetan/Jin jahat itu amat lemah. Ketika kita bacakan ayat-ayat Al-Qur’an, mereka akan terbakar kepanasan dan bahkan mati dengan idzin Allah.
- Daun Bidara (Sidr) adalah racun bagi Jin jahat/syetan juga bisa untuk obat sihir.
- Saat diruqyah, ada proses Detoksifikasi (proses pengeluaran racun-racun dari tubuh), misalnya berupa muntah-muntah seperti kejadian di atas.
- Awali proses ruqyah dengan pertaubatan dan terus berharap kepada Allah SWT agar diberikan kesembuhan dan perlindungan.
- Perlu kesabaran, kecermatan, optimis, dalam meruqyah. Gunakan berbagai teknik dan metode yang tentunya syar’i (dibolehkan).
- Allah SWT adalah Maha Pemberi Petunjuk dan senantiasa mengikuti persangkaan hamba-Nya.
- Segala sesuatu yang terjadi pasti ada hikmahnya, ilmu bukan hanya didapat dalam pelatihan saja tapi segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita pasti ada pelajarannya.
- Ketika kita menuntut ilmu karena-Nya, maka Allah akan mempermudah kita untuk mengamalkannya.
- Belajarlah dari pengalaman para peruqyah lain untuk mengangani berbagai kasus.
- Saat ruqyah, terdengar keras suara anjing dan sebagian orang yang berada dalam ruangan merasakan merinding bahkan ada yang tangannya mulai bergerak-gerak tak terkendali (karena ternyata orang tersebut pernah belajar ilmu tenaga dalam). Hal ini menjadikan bukti kebenaran sabda Rasulullah SAW bahwa jika terdengar suara anjing pada malam hari maka itu indikasi ada syetan yang lewat dan kita dianjurkan minta perlindungan kepada Allah SWT. Selain itu, ayat-ayat ruqyah tidak hanya berefek kepada gadis tersebut tapi juga akan berdampak kepada orang-orang di sekitarnya yang mendengarnya.
- Luruskan niat selama meruqyah dan diruqyah, apalagi saat meruqyah wanita yang cantik. Ini juga mungkin yang menjadi alasan kenapa peruqyah itu dipersyaratkan lebih utama kalau sudah menikah.
_______________________________________________________
Sumber:http://pai-rizal.blogspot.com/2013/07/2-pengalamanqyu-dalam-membantu.html?showComment=1385468640195#c2999716949812369828
Penulis: Muhammad Abdee
Seorang praktisi ruqyah syar'i dengan Quranic Healing Technique berdasarkan Alquran dan Hadits. Berkat Ilmu dari Allah Subhanahu Wata'Ala Saya bersedia membantu saudara saudaraku Read More →
Related Posts:
Teknik Ruqyah
2 Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
apakah syarat untuk keluarkan jin?
ReplyDelete1. Bertaubat dengan sungguh-sungguh. Bersedia melepas segala amalan-amalan bid'ah, termasuk wirid- wirid dengan bilangan yang berlebihan jumlahnya, membuang segala hal yang bisa menjerumuskan dalam kesyirikan, baik berupa benda-benda yang dianggap mampu mendatangkan berkah atau menolak bala maupun sesembahan kepada selain Allah.
Delete2. Berusaha & bertawaqal hanya kepada Allah Subhanahu wata'ala melalui pengobatan yang syar'i. Bukan mendatangi dukun-dukun yang memberi jimat atau doa yang tidak ada tuntunannya dalam syariat.
3. Berusaha untuk menghidupkan sunnah, mulai dari yang kecil hingga yang pokok. Misalnya merutinkan zikir pagi-sore, membaca doa-doa perlindungan ketika masuk kamar kecil atau ketika keluar rumah.