Wednesday, October 16, 2013
3 HARI BERTARUNG MELAWAN JIN
Konon, rumah yang
dibeli oleh mertua saya itu dahulunya ditinggali oleh orang Nasrani. Ketika
dibeli kondisinya sangat berantakan dan kotor sekali. Sepertinya sudah lama
sekali ditinggalkan. Tapi lantaran dijual dengan harga yang cukup murah,
akhirnya rumah itu dibeli juga. Ketika itu, dari dua puluh empat rumah dalam
satu blok di perumahan, baru tiga rumah saja yang terisi. Jadi kondisinya
memang sangat sepi. Apalagi kebetulan posisi rumah saya berada di ujung blok,
berbatasan dengan tanah persawahan yang sudah tidak digarap. Tanah itu sudah
dibeli pihak BTN, tapi belum dibangun.
Setelah direnovasi
ala kadarnya, saya, isteri dan satu anak saya boyongan ke rumah baru itu.
Seperti dianjurkan dalam hadis saya membaca surat al-Baqarah sampai tamat
bergiliran dengan isteri saya.Beberapa hari selanjutnya kami mulai merasakan
suasana yang agak aneh. Sejak menempati rumah itu, anak saya yang waktu itu
usianya kurang lebih 6 bulanan, setiap malam menangis histeris. Matanya melotot
dan sulit sekali didiamkan. Karena tidak biasanya begitu, saya sudah mulai
menduga mungkin ada apa-apa.
Setelah itu, suatu
malam, isteri saya bercerita, antara mimpi dan tidak ia melihat di salah satu
pojok kamar kami, ada dua sosok makhluk, laki-laki dan perempuan. Keduanya
berpakaian kotor, berantakan dan lusuh. Seperti siluet. Saya mulai berpikir,
apa iya begitu. Sementara kondisi anak saya tidak berubah juga. Malam
berikutnya, isteri mengigau, gelisah dan berteriak-teriak. Lalu saya bangunkan
dia dan memintanya untuk beristighfar dan membaca ta’awudz. Tubuh isteri saya
berkeringat. la bercerita melihat seperti yang pernah ia sampaikan kepada saya
kemarin. Saya berpikir lagi, mungkin rumah ini ada penghuninya, jin. Kejadian
lainnya juga banyak, seperti suka ada orang yang berjalan diatas genting, pintu
bergerak-gerak sendiri dan sebagainya.
Akhirnya isteri dan
anak saya ungsikan sementara ke rumah mertua. Maklum, waktu itu tuntutan
pekerjaan saya sering menjadikan saya pulang larut malam. Jadi saya juga
khawatir bila terjadi apa-apa dan saya tidak ada di rumah. Apalagi lokasi
kantor saya cukup jauh dari rumah, memakan waktu lebih darisatu jam perjalanan.
Saya sendiri tetap
tinggal di rumah itu. Saya bertekad untuk menghilangkan gangguan itu.
Sore hari menjelang
malam, pulang dari kantor, saya masuki rumah itu dengan mengucapkan
“assalamu’alaikum.” Meski sudah malam, sengaja tidak satupun lampu rumah yang
saya nyalakan. Jadi gelap sekali. Pikiran saya kalau situasinya terang, mungkin
makhluk penunggu itu tidak akan muncul. Saya masuk ke dalam kamar dan saya
katakan, sebenamya ini tidak boleh, karena seperti menantang: “Kalau anda
penghuni rumah ini, tolong munculkan diri anda.
Kalau memang anda
ada, tolong jangan ganggu saya dan keluarga saya. Bila Anda tetap mengganggu
maka saya akan bakar anda!” Kurang lebih begitu. Setelah itu saya shalat dan
membaca al-Qur’an surat ash-Shaffat yang sudah saya hafalkan, ayat kursi dan
tiga surat terakhir al-Qu’an, al-Ahad(al-Ikhlas), al-Falaq dan an-Nas. Saya
bacakan ayat-ayatitu dengan suara keras.
Malam itu saya
bermalam di kamar tersebut. Sambil berdzikir, saya menunggu, tapi tidak ada
apa-apa sampai saya akhimya tertidur. Malam keesokan harinya, saya melakukan
hal yang sama. Setelah membaca Al-Qur’an, saya pun tertidur. Tapi ketika tengah
malam, mungkin sekitar jam setengah dua, saya seperti mendengar ada suara yang
memanggil-manggil nama saya. Saya pikir, barangkali mimpi, karena setelah saya
bangun, suara itu tidak ada. Saya pun tidur lagi.
Tapi tidak berapa
lama, suara itu terdengar lagi. Terus saya bangun lagi, dan suara itu tidak
ada. Saya menyimpulkan bahwa itu memang mimpi sehingga saya berniat untuk tidur
lagi. Tapi tiba-tiba saya merasakan ada angin dingin. Waktu itu sekilas saya
melihat bayangan dua makhluk besar, seperti yang pemah dikisahkan oleh istti
saya. Yang satu berbentuk seperti laki-laki yang tidak mengenakan baju. Di
dadanya tergantung tanda salib.
Yang satu lagi
perempuan, yang pakaiannya kotor, lusuh dan berantakan. Tak lama kemudian saya
seperti melihat bayangan tangan besar dariatas kepala saya yang ingin meraih
leher saya. Saya segera tersentak dan duduk, lalu baca ayat kursi, surat
ash-shaffat dengan suara keras, “a’uudzu billahi minasyaithaanir rajiim,
bismillahirrahmanirrahiiim ….” dan seterusnya. Kemudian saya katakan: “Anda
siapa? Keluar dari sini! Kalau tidak saya akan bakar anda dengan ayat-ayat
al-Qur’an…” seperti itu lah. Selanjutnya saya terus membaca ayat-ayat tadi
berulang-ulan g. Setelah lama, lalu saya katakan lagi, “Kalau besok masih
seperti ini juga, akan saya bakar anda dengan al-Qur’an!”
Di hari ketiga,
saya melakukan hal yang sama seperti malam-malam sebelumnya. Dan sepanjang
malam tidak ada apa-apa. Sehingga keesokan harinya saya pulang ke rumah mertua
untuk menyampaikan, bahwa insya Allah sejak sekarang sudah tidak ada apa-apa
lagi. Tapi tanpa setahu saya mertua saya sudah menghubungi orang pintar. la
menyuruh saya mencari tiga telor ayam hitam untuk ditanam di halaman. Terus dia
juga bilang bahwa di rumah saya ada tiga jin yang sudah dimasukkan ke dalam botol.
Syaratnya itu tadi, telor ayam hitam, juga bunga yang harus ditanam di
pojok-pojok rumah. Ketika itu saya diam saja. Tapi selanjutnya saya bilang pada
mertua tidak usah panggil orang itu, insya Allah saya sendiri juga bisa. Saya
sama sekali tidak membeli telor, apalagi menanamnya. Botol itu juga saya buang
saja. Keyakinan saya, pertama, sikap seperti itu termasuk dalam syirik seperti
yang pernah saya ketahui dalam hadits Rasulullah. Kedua, ya kalau di masukkan
ke dalam botol, sifatnya hanya temporer atau sementara saja. Ketiga,
ketergantungan pada materi. Jadi dengan begitu kita seolah tidak percaya diri.
Di malam
selanjutnya, seperti biasa saya bermalam lagi dan melakukan hal yang sama.
Alhamdulillah tidak ada apa-apa. Akhirnya anak dan istri saya bawa lagi ke
rumah, dan – Alhamdulillah – mereka pun tidak mengalami apa-apa. Saya juga
yakin bahwa insya Allah, penghuni yang tadinya mengganggu itu sudah menyingkir.
Pelajaran penting
yang saya ambil dari pengalaman ini adalah, sebenamya setiap mukmin itu pasti
bisa mengusir jin. Tidak musti berguru ke mana-mana, karena syariat lslam
sendiri yang mengajarkan. Pastikan bahwa diri kita itu tidak takut, bukan
menantang. Dan, yang pasti, jangan sekali-kali ke dukun, karena bisa terjerumus
dalam syirik. Yang penting hubungan kita dengan Allah itu baik.
Sebagaimana
manusia, jin ada yang baik dan ada yang buruk. Sebenarnya yang lebih bagus lagi
bila kita bisa mendakwahinya, lalu mengajaknya masuk lslam.
Seperti diceritakan Abu Ghazi kepada Tarbawi
Sumber : Majalah Tarbawi Edisi 10 Tahun II
Penulis: Muhammad Abdee
Seorang praktisi ruqyah syar'i dengan Quranic Healing Technique berdasarkan Alquran dan Hadits. Berkat Ilmu dari Allah Subhanahu Wata'Ala Saya bersedia membantu saudara saudaraku Read More →
Related Posts:
kisah
2 Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
:D... Ana kira kisah antum... syukron...
ReplyDeleteBukan akhi, ini dari temen peruqyah jg.
DeleteKalo pengalaman saya pribadi, tidak saya cantumkan nama penulisnya.
Insya Allah pengalaman saya sendiri akan di upload lagi.
Syukron.